Advertisement

  • Dwi Ernawati, OBSESI SEWAKTU KECIL YANG MENJADI KENYATAAN

    SMART - Sore itu, Dwi terlihat sedang menyetrika pakaian seragam putih-putih. Sesekali, setrika diletakkan dan matanya mengamati seragam paskibra yang disetrikanya. Mimik mukanya terlihat sangat terharu, ia tak menyangka bakal memakai seragam Paskibra. “Saya tak menyangka sama sekali bisa memakai seragam ini,” tutur Dwi Ernawati mengawali ceritanya.

    Siswa SMK Negeri 1 Sragen kelas 11A ini merupakan salah satu dari sekian banyak peserta Paskibra pada Upacara Pengibaran Bendera 17 Agustus 2009 di Stadion Taruna Sragen. Dia juga terpilih sebagai pembawa bendera saat Upacara penurunan bendera tanggal 17 Agustus 2009 sore.

    Tugas khususnya ini membuat dirinya sedikit grogi. Semalam sebelum menjalankan tugasnya, gadis yang mempunyai hobi berselancar di internet ini sulit tidur. Sekitar jam sepuluhan malam ia baru bisa memejam matanya setelah ia teringat kata-kata pelatihnya. “Yang penting harus yakin, pasti kamu bisa menjalankan tugas ini dengan baik,” kata pelatihnya inilah yang membuat dirinya tidak grogi lagi.

    Siswa kelahiran 1993 ini mengaku obsesi menjadi seorang paskibra diawali sewaktu masih kecil pernah diajak ibunya melihat-lihat latihan paskibra di lapangan Taruna Sragen. “Sejak itu saya mempunyai keinginan yang kuat untuk menjadi paskibra,” akunya.

    Mimpi yang menjadi kenyataan, begitulah yang dia alami. Hal ini pun membuat dirinya semakin bersemangat untuk mengejar cita-citanya menjadi seorang polisi wanita. “Mimpi yang satu sudah terwujud, Insya Allah mimpiku yang lain akan dimudahkan olehNya, semoga,” begitu harapan gadis manis putri dari Sumarjiyanto ini.

    Ada pelajaran yang sangat berharga yang bisa dipetik dari pelatihan Paskibra, yakni kedisiplinan. Misalnya saja, sewaktu makan siang, tidak diperbolehkan ada piring yang berbunyi, bila ada, maka peserta akan diberi hukuman.

    Anak kedua dari dua bersaudara ini pun mengaku bisa menjalani aktivitas sehari-harinya dengan lebih disiplin usai mengikuti latihan Paskibra. “Saya bisa bangun lebih pagi, dan semua aktivitas sehari-hari bisa saya jalankan dengan lebih disiplin dan tepat waktu,” aku gadis hitam manis yang tinggal di desa Gandil kecamatan Karangmalang.

    Meski selama mengikuti latihan, selalu terkena sengatan matahari hingga kulitnya menjadi agak kehitaman, tak menjadikan dirinya menyesal. “Dulu kulit saya tidak sehitam ini lho, tapi gak pa pa nanti kan bisa putih lagi,” katanya sambil senyam senyum. Ada banyak pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga yang diperolehnya dibandingkan dengan pengorbanan perubahan warna kulitnya. Pengorbanan ini tak ada apa-apanya dibandingkan dengan pengorbanan nyawa pada jaman perjuangan dulu, katanya. “Sekarang ini kami bisa mengibarkan bendera tanpa ada rasa takut ditembak penjajah,” katanya sambil berkaca-kaca.

    Gadis yang tidak menyukai pakaian yang seksi-seksi ini berharap kepada teman-teman sebayanya untuk gemar mengikuti kegiatan-kegiatan yang positip dan bermanfaat. Menurutnya bila aktif mengikuti kegiatan yang positip, entah sekarang atau di masa yang akan datang akan memetik hasil, pungkasnya. (N.Hart / ZiBang – Humas)

    more
  • Pengenalan Seni Tari pada Anak-anak Sangat Penting

    SMART - Bila tidak, sepuluh hingga dua puluh tahun yang akan datang seni tari asli Indonesia dikawatirkan akan punah. Bisa-bisa Indonesia hanya akan menjadi penonton karya asli anak bangsanya sendiri.

    Ada banyak cara memupuk rasa percaya diri (pede) pada anak. Salah satunya, mengasah bakat anak sejak dini. Pada umumnya, bakat di bidang seni mudah dikenali. Karena itu, banyak orang tua metropolis yang memasukkan putra putrinya ke sanggar tari atau sanggar lukis. Lewat sanggar, anak-anak tersebut bisa memiliki kesempatan tampil dengan rasa percaya diri di depan umum dalam sejumlah pertunjukan seni.

    Salah satu alumnus ISI Surakarta Paulus Joko Mulyono mengatakan, sekarang ini kesenian-kesenian asli karya bangsa Indonesia banyak yang telah dipelajari oleh bangsa-bangsa lain. Contohnya saja di Institut Seni Indonesia yang terletak di Kota Surakarta. Disana banyak mahasiswanya yang berasal dari luar negeri. Hal ini membuktikan bahwa kesenian Indonesia sangat di minati oleh bangsa lain.

    Besarnya minat belajar dari bangsa lain untuk mempelajari kesenian bangsa Indonesia sudah seharusnya diimbangi dengan semangat masyarakat indonesia untuk lebih mempelajari karya asli bangsa Indonesia sendiri. Bila tidak, tambahnya, dua puluh hingga empat puluh tahun yang akan datang, bisa-bisa bangsa Indonesia hanya akan menjadi penonton kesenian asli karya bangsa Indonesia sendiri yang telah diadopsi oleh bangsa lain.

    Meski bangsa Indonesia saat ini masih terpuruk dalam bidang ekonomi, teknologi ataupun lainnya, namun menurutnya, Indonesia masih mempunyai sesuatu yang patut dibanggakan dari bangsa-bangsa di seluruh dunia yakni kekayaan kesenian dan keanekaragaman budaya.

    Tergerak untuk melestarikan dan mengambangkan kesenian tari di Sragen khususnya, sejak beberapa tahun lalu dirinya mengabdikan di DKDS Sragen. Salah satu kiprahnya adalah melatih kesenian para anak-anak di Sragen. Menurut bapak dua anak ini, sebenarnya kesenian menari sangat cocok untuk diperkenalkan pada anak-anak. Dengan menari, anak-anak dapat menyalurkan waktu luangnya untuk diisi dengan kegiatan positip. Pada prinsipnya olah tari adalah mengolah rasa. Seseorang yang mempunyai keahlian menari biasanya akan lebih dapat mengendalikan emosi atau nafsu. Dengan kata lain anak-anak yang mempunyai keahlian menari akan lebih terkontrol emosinya. Hal ini penting untuk perkembangan jiwa anak-anak.

    Tidak sulit katanya untuk menjadi seorang penari. Tidak harus seseorang yang cantik atau tampan ataupun yang mempunyai bentuk fisik yang bagus. Bahkan seseorang yang cebol sekalipun dapat belajar menari. Karena dalam seni tari atupun seni lainnya misalnya ketoprak, juga ada peran bagi seseorang yang cebol atau mempunyai fisik relatif pendek. Tegasnya, tidak harus mempunyai bakat menari untuk menjadi seorang penari. Dia mengharapkan agar anak-anak berminat untuk belajar menari, karena kelak bila dewasa selain bisa dijadikan profesi sumber nafkah, yang lebih penting adalah pelestarian kekayaan seni budaya bangsa Indonesia yang tak ternila harganya.(N.Hart - Humas)

    more
  • Nikmatnya Botok Tawon Madu

    SMART - Siapa bilang tawon hanya dapat bermanfaat sebagai penghasil madu. Ternyata dengan sedikit kreatifitas, tawon madu dapat diolah menjadi “bothok” lauk yang lezat teman santap nasi putih.

    Rasanya sedikit asam dan pedas berasal dari perpaduan bumbu dan parutan kelapa. Sangat enak bila disantap dengan nasi putih yang hangat dan sayur asam. Menu makanan khas dari bahan baku tawon madu ini kini banyak digemari masyarakat.

    Lauk sederhana ini menjadi menu spesial bagi banyak pelanggan rumah makan mBah Mustari yang terletak di Pungkruk, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen. Menurut Imam Asngari, sang pemilik warung makan, pelanggannya banyak berasal dari kalangan pejabat. Mulai dari Sekretaris Daerah, Kepala Badan hingga pejabat dari luar kota.

    Imam Asngari menjelaskan, menu makanan bikinannya ini sudah melengkapi menu di rumah makannya sejak 2 tahun lalu. Sejak itu pula tiap hari bothok tawonnya laris manis di beli pelanggannya.

    Bukan sekedar sebagai menu makanan, botok tawon madu juga memiliki khasiat yang bermanfaat. Seperti dapat mengurangi rasa pegal-pegal, menguatkan stamina tubuh dan mengurangi kadar gula darah. Dan jika konsumsi secara teratur botok tawon madu ini juga menyembuhkan adanya penyempitan sel tubuh dan perbaikan penyumbatan pada sendi.

    Setiap hari, rumah makannya menyajikan minimal 300 bungkus bothok tawon madu. Biasanya jam tiga sore bothok tawonnya sudah habis. Jadi bila ingin menikmatinya jangan membeli di rumah makannya lebih dari jam tiga. “Paling banter, jam 3 sore pasti sudah habis” kata Imam Asngari. Harganyapun cukup terjangkau, yakni hanya Rp. 3.000,- perbungkusnya.

    Bahan bakunya tak sulit. Menurut Imam Asngari, ia telah mempunyai peternak lebah binaanya sendiri. Ada sepuluh peternak lebah binaannya. Setiap dua hari sekali peternak lebah tersebut setor tawon madu ke dapur rumah makannya. Sekilo tolo biasanya dapat menghasilkan 25 bungkus botok tolo tawon.

    Cara memasaknya sederhana dan relatif singkat. Tawon madu yang masih tersimpan didalam sarangnya, terlebih dahulu di panaskan dengan air selama 3 menit. Setelah hancur angkat dari air panas dan ditiriskan. Bumbu-bumbu yang terdiri bawang merah bawang putih, garam, gula, daun salam dan cabe ditumbuk halus. Kemudian dicampur dengan parutan kelapa dan masukkan tawon madu. Setelah tercampur dengan baik, bungkus dengan daun pisang dan dikukus. Cukup sepuluh menit, bothok yang dikukus biasanya telah matang dan siap untuk dihidangkan. Sementara untuk menyajikan menu botok tolo tawon, dia sengaja membungkus daun pisang.

    Saat Anda mencoba mencicipi botok tersebut, ada sedikit aroma lebah atau tawon menyengat hidung saat pelepah daun pisang pembungkus botok dibuka. Mau mencoba kelezatan bothok tawon, silahkan datang ke warung bothok mBah Mustari. (N.Hart – Humas)

    more
  • Alun-alun Sarana Hiburan yang Murah Meriah

    Alun-alun Sasono Langen Budoyo nampaknya menjadi sarana hiburan yang murah dan meriah bagi masyarakat di kota Sragen dan sekitarnya. Hampir setiap malam, banyak warga yang mendatangi alaun-alun untuk berbelanja, mencari liburan atau sekedar jalan-jalan. Terlebih bila malam minggu atau malam hari libur, bisa dipastikan selepas Maghrib, ribuan masyarakat baik laki-laki perempuan, tua muda, dewasa anak-anak dari berbagai strata masyarakat berduyun-duyun memadati alun-alun yang terletak didepan komplek Pemda Sragen tersebut.


    Apa yang menjadi daya tarik Alun-alun Sasono Langen Putro sehingga mampu menarik masyarakat untuk mendatanginya. Tentunya karena berbagai fasilitas dapat ditemukan ditempat tersebut, selain letaknya yang sangat strategis dijantung kota Sragen. Bagi warga yang hendak berbelanja, di seputar alun-alun banyak terdapat pedagang aneka kebutuhan sehari-hari seperti baju, kaos, jaket, sepatu-sandal, topi, aneka acecoris dsb.

    Para pedagang kaki lima tersebut menjajakan dagangannya disepanjang trotoar yang mengelilingi alun-aluan Sasono Langen Putro. Sementara bagi masyarakat yang hendak berekreasi, terutama warga yang memiliki putra-putri kecil, di komplek alun-alun tersedia berbagai sarana hiburan yang murah. Seperti mobil-mobilan, komidi putar mini ( odongodong), mandi bola, permainan ketangkasan, kereta kuda / bendi dsb.

    Selesai belanja dan rekreasi, bagi pengunjung yang lapar dan haus dapat berwisata kuliner disekitar alun-alun. Aneka jajanan dapat ditemukan dengan mudah di sekitar alun-alun, seperti bakso, soto, mie ayam, sate ayam, sate kambing, sea food, pecel, nasi goring dsb. Para pedagang makanan dan minuman tersebut berjejer disepanjang kios renteng disebelah selatan alun-alun, yang memang telah disediakan untuk pedagang makanan dan minuman.

    Pada malam-malam tertentu di Alun-alun Sasono Langen Putro juga sering digelar panggung hiburan terbuka yang dapat disaksikan secara gratis. Panggung hiburan yang sering digelar dialun-alun adalah orkes melayu / dangdut yang memang banyak digemari sebagaian besar masyarakat.

    Sementara setiap Minggu pagi, alun-alun Sasono Langen Putro menjadi tempat untuk berolah raga bagi masyarakat Sragen. Jenis olah raga yang biasa dilakukan warga adalah joging atau jalan sehat mengelilingi alun-alun, sepeda sehat, sepakbola kecil, senam jantung sehat serta senam aerobic yang telah disediakan instruktur.

    Untuk kenyamanan warga yang sedang berolah raga serta mengurangi polusi asap kendaraaan, jalan raya Sukowati yang melintas disebelah utara alun-alun ditutup bagi kendaraan umum mulai jam 6.00 sampai 08.00 WIB. Dengan demikian selain berolah raga masyarakat dapat menghirup udara segar yang bebas darai polusi asap kenadaraan bermotor.

    more

Featured Video

Photos